Yesus Dicobai Di Padang Gurun

Bacaan hari ini: Lukas 4:1-13 | Bacaan setahun: Zakharia 1-4


“Jawab Yesus kepadanya: Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” (Lukas 4:4)

Kecanggihan teknologi yang semakin maju serta budaya kompetisi yang ketat mendorong tiap orang berani menampilkan keberadaan diri di depan publik; mereka giat berlomba memperoleh pengakuan diri. Oleh sebab itu, kita temukan orang-orang itu secara konsisten berusaha menyatakan keunggulan dirinya, baik secara verbal maupun unggahan di media sosial. Pengakuan ini diharap dapat menghasilkan keuntungan, baik secara materiil maupun non-materiil. Dengan kata lain, pengakuan diri dipandang cukup penting dalam kehidupan bermasyarakat masa kini.

Yesus pun tidak terluput dari godaan Iblis. Setidaknya Lukas mencatat secara eksplisit, dua dari tiga usaha pencobaan sang Iblis berkaitan dengan identitas diri Yesus sebagai Anak Allah. Yesus, ditantang untuk membuktikan kemahakuasaan-Nya, juga ketaatan-Nya pada Allah Bapa serta kebenaran akan janji Allah Bapa yang menyertai-Nya. Ini bukan berarti Iblis tidak tahu hal-hal tersebut. Iblis justru sangat tahu identitas Yesus dan menantang-Nya membuktikan kapabilitas-Nya sebagai Anak Allah. Meski demikian, Yesus justru “menyerang” balik godaan-godaan Iblis tersebut berdasar kebenaran firman Tuhan, acuan standar untuk setiap keputusan yang diambil. Yesus memberi teladan: sekalipun Ia mampu melakukan apa yang Iblis kehendaki, Ia memilih tidak memakai kemahakuasaan-Nya dengan semena-mena. Ia tetap setia kepada Allah Bapa serta janji-Nya tanpa mengabaikan konteks kebenaran. Pembuktian identitas diri-Nya sebagai Anak Allah bukan sesuatu yang perlu untuk dibuktikan ataupun dipamerkan, termasuk kepada Iblis.

Meskipun tidak sama persis, godaan-godaan yang sama juga terus ditawarkan oleh Iblis kepada kita sebagai anak-anak Tuhan. Godaan ini terasa semakin nyata seiring dengan budaya masyarakat modern yang mengedepankan pembuktian diri seperti saat ini. Meski demikian, prinsip keteladanan Yesus tetap sama, bahwa kebenaran firman Tuhan lah yang menuntun kita kepada pengenalan akan siapa diri Allah yang kita sembah. Ia adalah Allah yang menang atas pencobaan, yang selalu menyertai dan memampukan kita dapat menang terhadap pencobaan hidup kita.

STUDI PRIBADI: Dalam hal apa godaan-godaan si jahat menghantui hidup kita? Sejauh mana perenungan kebenaran firman ini menolong kita menghadapi godaan-godaan itu

Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan menghibur serta memampukan setiap anak Tuhan yang masih kesulitan mempunyai waktu pribadi untuk merenungkan kebenaran firman Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *