Yesus Memilih Murid-murid-Nya

Bacaan hari ini: Lukas 5:1-11 Bacaan setahun: Zakharia 5-8


“Kata Yesus kepada Simon: Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (Lukas 5:10b)

Tunduk pada perintah seseorang yang tidak kompeten di bidangnya bukanlah hal mudah. Penilaian akan kompetensi tersebut umumnya tidak terlepas dari status sosial, tingkat pendidikan, pengalaman, atau kapabilitas dari orang yang bersangkutan. Meski dengan kesadaran bahwa diri kita sebagai manusia bisa melakukan kesalahan,-kritikan atau masukan dari orang lain yang kita pandang lebih inkompeten, tidak mudah diterima begitu saja. Oleh sebab itu, fenomena seperti seorang ayah yang tidak mau mendengar nasihat anaknya, merupakan hal yang lazim ditemui.

Pergumulan serupa dihadapi Simon Petrus sepulang dari semalaman menjala ikan. Ia berhadapan dengan Yesus yang notabene adalah anak seorang tukang kayu dan menyuruhnya untuk kembali menjala ikan. Dalam kelelahan, Petrus berusaha menjelaskan bahwa hal tersebut adalah sia-sia sebab ia telah melakukan hal serupa beberapa waktu sebelumnya. Meski demikian, Petrus juga menunjukkan respons yang menarik dalam waktu yang bersamaan. Ketundukan serta ketaatan kepada perintah Sang Guru menunjukkan bahwa Petrus menyadari besarnya kuasa dan otoritas yang Yesus miliki. Ia memilih untuk melakukan meski harus terlihat seperti orang bodoh. Ketundukan itu justru membawanya pada pengalaman hidup yang membuatnya tidak bisa tidak bersujud kepada Yesus. Petrus sadar bahwa ketidak-layakannya, Yesus mengundangnya menjadi penjala manusia.

Perikop ini seolah menyorot Petrus sebagai aktor utamanya, tetapi kuasa Yesus jauh melampaui hikmat manusia. Ia adalah Allah yang Maha-kuasa dan Mahatahu. Petrus sadar sosok Ilahi ini sehingga responsnya berubah dari sebutan “Guru” menjadi “Tuhan.” Kebesaran dan keagungan Kristus secara natural membuat seseorang berespons secara positif dan sadar dosanya. Akal-budi serta hikmat sering membuat kita beranggapan: Allah membuat keputusan tidak tepat. Ketika kegalauan menghantui kita, langkah iman yang dapat kita lakukan adalah percaya pada pimpinan-Nya. Biarlah ketundukan kepada-Nya membuat kita menyadari betapa besar dan betapa indah rancangan-Nya dalam kehidupan kita.

STUDI PRIBADI: Renungkan bagaimana firman Tuhan hari ini menguatkan serta menghibur kita pada saat kita mulai meragukan pimpinan Tuhan.

Pokok Doa: Berdoalah agar kiranya Roh Kudus menuntun kita sebagai orang percaya untuk selalu percaya pada pimpinan-Nya dalam mengambil keputusan sekecil apapun dalam kehidupan kita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *