Jangan Mengandalkan Harta

Bacaan hari ini: Wahyu 18:17-20 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 4-6, Galatia 6


“Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya: “Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa (Wahyu 18:19)

 

Gambaran ketiga ditunjukkan di dalam penglihatan Yohanes terkait jatuhnya Babilonia adalah ratapan para pelaut, yakni: nahkoda, para pelaut dan anak buah kapal. Jatuhnya Babilonia membuat kesedihan dan dukacita yang dalam bagi para pelaut ini. Mereka meratapi dan berdukacita terhadap Babilonia oleh karena mereka tidak lagi “meraup” keuntungan dari perdagangan di Babilonia. Para pelaut ini telah menjadi kaya dan mendapatkan kemewahan dari perdagangan dengan Babilonia. Babilonia yang sebelumnya jaya oleh karena kekuatan ekonominya, kini hancur dan hanya menyisakan puing-puing belaka. Inilah kesedihan dan dukacita dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dan yang hanya mementingkan harta dan kekayaan semata.

Tuhan menghukum Babilonia untuk menyatakan kepada bangsa-bangsa, bahwa: (1) harta, kekayaan dan kekuatan ekonomi secara materi tidak berarti di mata Tuhan; (2) Bukan manusia yang berkuasa mengatur seluruh jalan hidupnya, sebaliknya Tuhan ingin menyatakan bahwa Dialah sang Empunya kehidupan. Seluruh ciptaan-Nya berada di dalam kendali dan kedaulatan-Nya. Dalam bagian ini, Rasul Yohanes ingin menegaskan bahwa umat Tuhan harus percaya dan taat kepada Tuhan. Jangan hanya karena umat Tuhan memiliki kekayaan, harta dan kekuatan ekonomi, mereka tidak lagi percaya kepada Tuhan atau bahkan menolak Tuhan.

Menyikapi perenungan ini bahwa seringkali kita manusia mengandalkan harta, kekayaan dan kekuatan ekonomi kita. Tanpa sadar apa yang kita lakukan itu telah membuat kita menjadi “allah” yang seakan-akan mengatur kehidupan kita sendiri. Bahkan, hukum-hukum Tuhan pun kita langgar. Perenungan ini mengingatkan kita orang percaya hari ini, jangan mengandalkan harta, kekayaan atau bahkan kekuatan ekonomi. Tuhanlah pemilik kehidupan ini. Dia berkuasa atas segala sesuatu. Ingat, apa yang kita miliki hari ini termasuk semua harta dan kekayaan kita, biarlah kita pakai untuk memuliakan Tuhan dan melayani sesama. Kiranya Tuhan menolong kita untuk menghidupi Firman-Nya, Amin.

STUDI PRIBADI: Mengapa para pelaut (nahkoda, para pelayar dan anak buah kapal) begitu berdukacita karena kejatuhan Babilonia? Apa pelajaran rohani dari Firman Tuhan ini?

Berdoalah: Pakailah kami Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi sesama kami yang sedang membutuhkan, Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *