Dukacita Yang Membawa Perubahan

Bacaan hari ini: Wahyu 18:15-16 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 1-3, Galatia 5


“Mereka yang memperdagangkan barang-barang itu, yang telah menjadi kaya oleh dia, akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan meratap.” (Wahyu 18:15)

 

Bagian ini merujuk kepada sikap para pedagang di sekitar Babilonia yang selama ini mendapat keuntungan dari perdagangan dan relasi dengan mereka. Mereka terkejut dan berduka melihat keterpurukan kota Babel yang semula dikenal sebagai kota yang kaya dan makmur, pada akhirnya kehilangan semua yang mereka banggakan.

Jika diperhatikan, dukacita mereka tenyata bukan karena mareka sadar bahwa hal yang menimpa Babel adalah akibat dosa kepada Tuhan. Alasan mereka justru mengarah kepada kondisi diri mereka sendiri. Hal ini kita ketahui dari: (a) Identitas orang-orang yang menangis dan meratap. Mereka adalah orang-orang kehilangan keuntungan dan kekayaan materi akibat kehancuran Babilonia; (b) Sikap mereka saat menyatakan dukacita. Mereka menangis dan meratap dengan berdiri dari jauh, karena mereka takut ikut terkena siksaan seperti Babilonia.

Dari bagian ini, kita tahu bahwa adalah kesedihan yang ditunjukkan orang-orang yang menyaksikan Babilonia adalah bukan karena kesadaran mereka akan dosa, melainkan karena mereka kehilangan keuntungan dari Babilonia. Ini adalah cara pandang yang sangat egosentris.

Kita hidup dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa, kehilangan ataupun kesedihan adalah bagian yang tidak terelakkan. Dalam kehidupan sebagai seorang yang sudah mengenal Kristus, kita pun tidak luput dari adanya kesedihan ataupun kehilangan. Ada 2 (dua) hal yang menunjukkan perbedaaan respons orang yang percaya Kristus. Pertama, adalah bahwa kesedihan setiap orang percaya tidak berhenti hanya pada kesedihan karena kehilangan, namun membawa kepada pertumbuhan iman kepada Tuhan. Kita memiliki pengharapan di dalam Tuhan karena Tuhan lah yang memegang kendali hidup kita. Kedua, kesedihan tidaklah menghalangi kita untuk menunjukkan belas kasihan dan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan dukungan kita. Sebagaimana teladan Kristus, yang bahkan di tengah penderitaan-Nya di kayu Salib, tetap bisa menunjukkan perhatian kepada penjahat yang bertobat.

STUDI PRIBADI: Mengapa para pedagang meratapi keterpurukan Babilonia? Menurut Anda, kesadaran seperti apakah yang dapat membawa kita kembali kepada Tuhan?

Pokok Doa: Kiranya Roh Kudus terus bekerja di dalam hati setiap kita untuk menimbulkan kesadaran untuk bertobat dari segala dosa dan kesalahan kita dan kembali kepada-Mu Tuhan, Amin.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *