Waspada Iri Hati

“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” (Amsal 14:30)



Bacaan hari ini: Amsal 14:1-35 | Bacaan setahun: Amsal 13-14

Seorang raja tak henti-hentinya berusaha menghabisi nyawa seorang pemuda. Apakah pemuda tersebut melakukan kejahatan? Bukan, tetapi karena sang raja mendengar sendiri rakyatnya lebih memuji-muji pemuda tersebut daripada dirinya. Siapakah raja itu? Dia adalah Saul dan pemuda itu adalah Daud! Apa yang menjadi masalah raja Saul? Iri hati!

Iri hati adalah perasaan benci, marah, cemburu melihat keberhasilan orang lain. Iri hati sangat berbahaya. Iri hati bagai penyakit yang mematikan (Alkitab BIS), mengapa? Karena iri hati akan menghancurkan kehidupan seseorang. Iri hati akan membuahkan tindakan dosa lain yang serius (Yak. 3:16). Orang yang iri hati, hatinya diliputi dengan kebencian, sehingga akan muncul rencana jahat dan akhirnya melahirkan tindakan kejahatan seperti amarah, memfitnah, menyakiti, mencuri bahkan membunuh. Karena iri hati, saudara-saudara Yusuf menjualnya untuk menjadi budak. Karena iri hati, Kain membunuh Habel, adiknya. Tentu, kejahatan yang kita lakukan selain merugikan orang lain juga merugikan diri kita sendiri, termasuk merugikan kesehatan mental dan fisik diri kita sendiri. Iri hati membuat seseorang tidak bisa bersyukur kepada Tuhan, kehilangan damai sejahtera sehingga dapat menyebabkan stres bahkan depresi. Supaya tidak timbul iri hati, diperlukan hati yang tenang yaitu hati yang tidak terganggu ketika orang lain lebih baik dari dirinya. Hati yang tenang muncul dari rasa syukur, puas atas apa yang Tuhan berikan kepadanya. Hati yang tenang mensyukuri anugerah Tuhan yang sudah memberikan apa yang terbaik bagi dirinya. Hati yang tenang dialami oleh orang yang sadar bahwa dirinya berharga bagi Allah, hatinya dipenuhi oleh kasih Allah. Ia tidak membandingkan dirinya dengan orang lain dan tidak akan cemburu dengan apa yang dimiliki orang lain.

Seandainya ada teman, saudara kita yang lebih sukses, lebih pintar, lebih disukai orang lain, punya barang yang lebih bagus, atau “lebih-lebih lainnya”, apakah reaksi hati kita? Ikut bersyukur atau mulai terganggu dan bergejolak? Jika kita merasa tidak nyaman, waspadalah dosa iri hati sudah merasuk dalam hati kita!

STUDI PRIBADI: Apa yang menyebabkan seseorang iri hati? Apa saja akibat yang bisa timbul dari dosa iri hati?

Pokok Doa: Berdoa untuk setiap anak Tuhan agar selalu bersyukur atas apa yang Tuhan berikan kepadanya dan tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *