Wajah Allah Yang Tersembunyi

“Sebaliknya kamulah orang yang menutupi dusta, tabib palsulah kamu sekalian.” (Ayub 13:4)



Bacaan hari ini: Ayub 13:1-28 Bacaan tahunan: Ayub 13-14

Saat kecil, tentu kita pernah main petak-umpet. Biasanya ada seorang anak menjadi penjaga, dan anak-anak lainnya bersembunyi. Setelah hitungan tertentu, si penjaga harus mencari anak-anak lainnya yang sedang bersembunyi dan harus menemukannya; jika tidak si penjaga akan kembali menjadi penjaga. Dalam hidup ini, untuk menyembunyikan diri dari orang lain atau menyembunyikan suatu perbuatan agar tidak diketahui, adalah hal mudah. Namun sadarkah kita, bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat, apabila Dia tidak mau mengungkapkan kehendak-Nya, maka manusia sebijak apapun tidak akan pernah menyingkapkannya.

Bagi Ayub, di tengah penderitaannya, Allah seakan menjadi Pribadi yang jauh dan tersembunyi darinya. Ayub bertanya, dan bergumul, namun Allah tidak menjawabnya sehubungan dengan penderitaannya. Di masa sulit itu, 4 orang teman Ayub datang, dengan maksud ingin menghibur dan menguatkannya. Ternyata, teman-temannya tidak menjawab pergumulan Ayub, tapi justru semakin menyusahkan Ayub. Oleh karena itu, dalam Ayub 13:4 ini, Ayub mengungkapkan isi hatinya: teman-temannya menuduh dan menghakimi Ayub, dan berkata bahwa penderitaan yang sedang dialami Ayub berasal dari dosanya kepada Allah. Sesungguhnya tidaklah demikian. Tidak selamanya orang percaya menderita karena dosa dan kesalahannya sendiri, namun ada maksud dan kehendak Tuhan di balik penderitaan yang dialami orang percaya.

Sebagai orang percaya sekalipun, kita seringkali sulit untuk memahami kehendak Tuhan dalam pergumulan hidup. Di tengah pergumulan hidup kita yang berkepanjangan, secara manusiawi kita merasa kehendak Allah tersembunyi, kita merasa wajah Allah tersembunyi. Di dalam kondisi seperti ini, kiranya kita belajar untuk tidak cepat-cepat menghakimi diri kita maupun sesama bahwa apa yang kita alami adalah akibat dosa dan kesalahan kita di masa lampau. Dalam kondisi wajah Allah tersembunyi, kiranya menjadi momen kita makin mendekatkan diri pada Tuhan, menjadi pendengar dan pendoa bagi sesama kita yang menderita dan bergumul dalam hidup ini.

STUDI PRIBADI: Apa dosa dan kesalahan Ayub kepada Tuhan yang mengakibatkan dirinya mengalami penderitaan yang sedemikian beratnya?

Pokok Doa: Doakan saudara seiman yang mengalami pergumulan hidup, Tuhan menguatkan mereka. Tuhan memakai setiap kita, bukan menghakimi, namun menjadi kekuatan dan sahabat yang mendengarkan mereka. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *