Segala Sesuatu Ada Waktunya

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” (Pengkhotbah 3:1)



Pembahasan: Pengkhotbah 3:1 | Ayat Bacaan: Pengkhotbah 3:1-15

Dalam dunia modern ini, kita sering terjebak dalam ilusi bahwa kita dapat mengendalikan sepenuhnya arah hidup kita. Kita membuat rencana jangka panjang, menetapkan tujuan ambisius, dan bekerja tanpa henti untuk mencapainya. Namun, seperti Pengkotbah ingatkan, ada musim dan ada waktu untuk segala sesuatu yang terjadi di bawah langit – termasuk kesuksesan, kegagalan, kelahiran, kematian, suka, dan duka.

Pengalaman hidup banyak tokoh besar dalam sepanjang sejarah telah menegaskan kebenaran ini. Misal, Nelson Mandela, yang menghabiskan 27 tahun masa hidupnya di penjara sebelum akhirnya menjadi presiden Afrika Selatan. Waktu yang ia habiskan di balik jeruji besi bukanlah waktu yang terbuang percuma, melainkan masa persiapan yang membentuknya menjadi pemimpin yang bijaksana dan berpengaruh.

Memahami bahwa ada waktu untuk segala sesuatu dapat membawa kedamaian dan kebijaksanaan dalam hidup kita. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita dapat mengambil penghiburan dari fakta bahwa kesulitan ini hanyalah sebuah momen yang akan berlalu. Ketika kita boleh menikmati keberhasilan, kita diingatkan untuk tetap rendah hati, menyadari bahwa keadaan juga bisa sewaktu-waktu berubah.

Tantangan kita sebagai orang percaya adalah untuk menyelaraskan “waktu” kita dengan waktu Allah. Ini berarti belajar untuk sabar ketika kita merasa Allah terlambat, dan bergerak cepat ketika kita merasa dipanggil untuk bertindak. Ini juga berarti menerima bahwa ada hal-hal dalam hidup yang di luar kendali kita, dan mempercayakan semuanya kepada Tuhan yang memahami gambaran besarnya.

Marilah kita menjalani hidup dengan kesadaran bahwa setiap momen adalah anugerah Allah. Mari kita gunakan waktu kita dengan bijaksana, menghargai setiap musim kehidupan, baik itu musim sukacita maupun dukacita. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup yang penuh makna, menyadari bahwa dalam segala hal, ada waktunya, dan Allah bekerja untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya.

STUDI PRIBADI: Mengapa pemahaman “untuk segala sesuatu ada masanya” menjadi penting untuk dipahami dengan baik oleh anak-anak Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah agar setiap kita terus dituntun oleh Allah untuk dapat menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak-Nya.

×

Amsal 24 : 31

31 Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.

×

Amsal 24 : 33-34

33 "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"

34 maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

×

Mazmur 1 : 1

1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

×

Mazmur 1 : 3

3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

×

Mazmur 150 : 2

2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!

×

Mazmur 90 : 11

11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

×

Mazmur 88 : 7-8

6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela

×

Mazmur 88 : 9a

8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,

×

Mazmur 88 : 9b

8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *