“Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.” (Mazmur 143:8)
Bacaan hari ini: Mazmur 143:1-12 | Bacaan setahun: Mazmur 142-143
Mazmur 142
Doa seorang yang dikejar-kejar
1 Nyanyian pengajaran Daud, ketika ia ada di dalam gua: suatu doa. (142-2) Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN.
2 (142-3) Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya.
3 (142-4) Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku.
4 (142-5) Pandanglah ke kanan dan lihatlah, tidak ada seorangpun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang, tidak ada seorangpun yang mencari aku.
5 (142-6) Aku berseru-seru kepada-Mu, ya TUHAN, kataku: “Engkaulah tempat perlindunganku, bagianku di negeri orang-orang hidup!”
6 (142-7) Perhatikanlah teriakku, sebab aku telah menjadi sangat lemah. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang mengejar aku, sebab mereka terlalu kuat bagiku.
7 (142-8) Keluarkanlah aku dari dalam penjara untuk memuji nama-Mu. Orang-orang benar akan mengelilingi aku, apabila Engkau berbuat baik kepadaku.
Mazmur 143 : 1-12
Doa minta pertolongan dan pengajaran
1 Mazmur Daud. Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu!
2 Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu.
3 Sebab musuh telah mengejar aku dan mencampakkan nyawaku ke tanah, menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati.
4 Semangatku lemah lesu dalam diriku, hatiku tertegun dalam tubuhku.
5 Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.
6 Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. Sela
7 Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur.
8 Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.
9 Lepaskanlah aku dari pada musuh-musuhku, ya TUHAN, pada-Mulah aku berteduh!
10 Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!
11 Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu!
12 Binasakanlah musuh-musuhku demi kasih setia-Mu, dan lenyapkanlah semua orang yang mendesak aku, sebab aku ini hamba-Mu!
Melihat permainan perosotan di sebuah taman bermain, umumnya kita juga akan menjumpai sebuah sandbox pada bagian dasar permainan tersebut. Sandbox merupakan sebuah wadah yang berisikan pasir halus untuk meredam benturan yang keras ketika anak- anak meluncur dengan kencang dari perosotan tersebut. Sandbox didesain sedemikian rupa agar orang tua tidak perlu terlalu khawatir ketika anaknya bermain di sana. Di sisi lain, sang anak pun dapat bermain dengan leluasa tanpa banyak luka di tubuhnya ketika terjatuh. Dengan kata lain, keberadaan sebuah sandbox ini menjadi sangat signifikan dalam sebuah taman bermain, khususnya permainan perosotan tersebut.
Perjalanan hidup anak Tuhan tentu tidak terlepas dari kesulitan dan tantangan, tidak terkecuali Daud. Rasa gentar dan kesakitan yang dialami Daud akibat musuh yang mengejarnya membuatnya pasrah dan putus asa (ay. 3-4). Di tengah kondisi yang terjepit, ia tetap mengingat dan meyakini bahwa ada sosok Allah yang selalu ada di pihak umat-Nya. Ia adalah Allah yang setia dan adil dan mengasihi setiap umat-Nya (ay. 1-2). Kepada Allah Israel itulah, ia menaruh pengharapannya akan pemulihan kondisi yang ia alami saat itu. Allah bukan hanya sekadar “sandbox” yang menopangnya ketika ia lemah tetapi juga sosok yang memampukannya untuk melawan musuh-musuh-Nya.
Apakah yang selama ini menjadi sandaran dan sumber pengharapan kita tatkala pergumulan menghadang di depan kita? Apakah itu kekayaan kita, nama baik kita, jabatan kita, relasi kita, atau bahkan rutinitas spiritual yang kita lakukan? Firman Tuhan ini mengingatkan kita sekali lagi untuk menaruh pengharapan kita pada Allah Sang pemilik kehidupan. Ia bukan hanya mampu menopang, tapi juga memampukan kita untuk menghadapi pergumulan yang kita alami. Pengharapan dan damai sejahtera yang Ia berikan bukanlah sekadar janji kosong yang tidak dapat dipercaya. Maukah kita saat ini kembali belajar bersandar kepada Allah yang kekal itu?
STUDI PRIBADI: Pengenalan akan Allah seperti apakah yang dimiliki Daud? Bagaimana pengenalan tersebut berdampak bagi kehidupannya secara khusus dalam masa kelam yang ia alami? Apakah yang merintangi kita untuk semakin mengenal Allah secara pribadi?
Pokok Doa: Berdoa agar Kristus memberi kekuatan serta penghiburan bagi mereka yang terkena musibah. Allah mengaruniakan hikmat dan bijaksana sehingga setiap Umat Allah semakin mengenal-Nya dengan lebih baik.