“Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.” (Mazmur 73:28)
Bacaan hari ini: Mazmur 73:1-28 | Bacaan setahun: Mazmur 72-73
Mazmur 72
Doa harapan untuk raja
1 Dari Salomo. Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja!
2 Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
3 Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran!
4 Kiranya ia memberi keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu, menolong orang-orang miskin, tetapi meremukkan pemeras-pemeras!
5 Kiranya lanjut umurnya selama ada matahari, dan selama ada bulan, turun-temurun!
6 Kiranya ia seperti hujan yang turun ke atas padang rumput, seperti dirus hujan yang menggenangi bumi!
7 Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan!
8 Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
9 Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya, dan musuh-musuhnya menjilat debu;
10 kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!
11 Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya!
12 Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong;
13 ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin.
14 Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di matanya.
15 Hiduplah ia! Kiranya dipersembahkan kepadanya emas Syeba! Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari!
16 Biarlah tanaman gandum berlimpah-limpah di negeri, bergelombang di puncak pegunungan; biarlah buahnya mekar bagaikan Libanon, bulir-bulirnya berkembang bagaikan rumput di bumi.
17 Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.
18 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri!
19 Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin.
20 Sekianlah doa-doa Daud bin Isai.
Mazmur 73 : 1-28
Pergumulan dan pengharapan
1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;
5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.
6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.
7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.
10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.
11 Dan mereka berkata: “Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?”
12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
15 Seandainya aku berkata: “Aku mau berkata-kata seperti itu,” maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.
16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,
17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!
20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.
21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
Sebuah kalimat berkata, “hidup jujur tak lagi makmur tapi malah makin ajur” nampaknya menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana tidak, justru kepada orang-orang yang mengurus pajak dengan benar malah dikejar-kejar petugas pajak dan dikenakan biaya ini dan itu, kepada orang yang mengurus SIM dengan jujur malah SIM itu tidak pernah didapatkan dan berbelit-belit, kepada orang-orang yang mengurus hukum dengan legal tanpa suap justru mereka terjerat hukum. Ironisnya, orang-orang yang tidak jujur malah makmur di dalam kehidupannya.
Seperti dialami Asaf ketika menulis Mazmur ini. Ia sempat mengalami patah iman karena melihat ketidakadilan dan ketidakbenaran merajalela (ay. 2-14). Mereka yang hidupnya sembarangan dan serampangan malah mendapat berkat melimpah, sementara mereka yang dekat dengan Tuhan, hidup dalam kebenaran dan keadilan-Nya, hidupnya sengsara. Ia bertanya pada Tuhan dimana keadilan dan kasih setia-Nya untuk orang-orang benar ini. Di tengah situasi demikian, ia melihat ibadahnya, mengingat kembali kasih setia-Nya yang dinyatakan melalui kehadiran-Nya dalam Bait Suci-Nya. Di sana, dia sadar bahwa, akan tiba saatnya manusia harus kembali kepada pencipta-Nya. Bagi yang percaya dan hidup dalam kebenaran-Nya, akan diberi anugerah kekal, hidup selama-lamanya. Sementara, mereka yang jahat akan dilenyapkan dalam penghukuman kekal. Keyakinan inilah yang membuat Asaf tidak tergelincir imannya, tetapi semakin kokoh dalam pengharapan kepada Allah meski hidup yang dijalaninya tetap sulit.
Dalam hidup ini, tidak dapat dipungkiri kita sering berteriak mengapa ketidakadilan tetap ada dan kesulitan yang sangat justru menimpa kita, orang-orang percaya. Namun ingat, Allah tidak membiarkan kejahatan dan ketidakadilan merajalela. Akan ada saatnya penyataan Allah dinyatakan dalam penghakiman-Nya kelak dan bagi yang percaya dan hidup dalam kebenaran, akan diselamatkan. Itulah penghiburan bagi setiap kita, yang terus berharap kepada-Nya dan menjadi tugas kitalah untuk berbagi segala hal yang Allah kerjakan kepada sesama kita.
STUDI PRIBADI: Bagaimana Asaf dapat menemukan keadilan Tuhan dalam rumah-Nya? Apakah kita juga sama dapat melihat keadilan Tuhan dalam gereja-Nya?
Pokok Doa: Berdoalah untuk anak-anak Tuhan yang teraniaya oleh karena kebenaran, supaya mereka diberikan kekuatan dan penghiburan senantiasa.