“Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.” (Mazmur 11:7)
Bacaan hari ini: Mazmur 11:1-7 | Bacaan tahunan: Mazmur 10-11
Mazmur 10
1 Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?
2 Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
3 Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
4 Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pikirannya.
5 Tindakan-tindakannya selalu berhasil; hukum-hukum-Mu tinggi sekali, jauh dari dia; ia menganggap remeh semua lawannya.
6 Ia berkata dalam hatinya: “Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun.”
7 Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.
8 Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah;
9 ia mengendap di tempat yang tersembunyi seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya.
10 Ia membungkuk, dan meniarap, lalu orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya yang kuat.
11 Ia berkata dalam hatinya: “Allah melupakannya; Ia menyembunyikan wajah-Nya, dan tidak akan melihatnya untuk seterusnya.”
12 Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas.
13 Mengapa orang fasik menista Allah, sambil berkata dalam hatinya: “Engkau tidak menuntut?”
14 Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.
15 Patahkanlah lengan orang fasik dan orang jahat, tuntutlah kefasikannya, sampai Engkau tidak menemuinya lagi.
16 TUHAN adalah Raja untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa lenyap dari tanah-Nya.
17 Keinginan orang-orang yang tertindas telah Kaudengarkan, ya TUHAN; Engkau menguatkan hati mereka, Engkau memasang telinga-Mu,
18 untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak; supaya tidak ada lagi seorang manusia di bumi yang berani menakut-nakuti.
Mazmur 11 : 1-7
TUHAN, tempat perlindungan
1 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: “Terbanglah ke gunung seperti burung!”
2 Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap.
3 Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?
4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
5 TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan.
6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka.
7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.
Berada dalam situasi yang sulit tentu bukan hal yang menyenangkan. Kondisi tersebut terkadang memaksa kita mengambil sikap untuk menghadapinya. Sebagian memilih untuk menghindar, sebagian memilih untuk membiarkan, dan sebagian yang lainnya memilih untuk menghadapinya. Meskipun demikian, mengambil keputusan dalam situasi buruk perlu diakui bukan perkara mudah. Perasaan putus asa seringkali menghalangi kita untuk bangkit dari keterpurukan tersebut.
Bacaan hari ini juga memperlihatkan keputusasaan pemazmur dalam menghadapi situasi buruk yang dialaminya. Sekalipun ia sebenarnya ingin melarikan diri, ia sadar hal tersebut tidak membuatnya bebas (ayat 1-2). Ayat 3 menjadi titik perubahan bagi sang pemazmur. Alih-alih berfokus pada masalah, pemazmur memilih untuk mengalihkan perhatiannya pada Allah yang bertahta di bait-Nya yang kudus. Dialah Allah yang melihat serta menguji hati setiap manusia. Keyakinan akan hal ini menjadi kepercayaan diri bagi pemazmur bahwa Allah bukan hanya Allah yang transenden dengan segala kuasa-Nya di surga, tetapi juga imanen yang hadir saat masa krisis itu datang. Allah yang adil dan mencintai kebenaran seperti itulah yang akan menjadi pembelanya pada akhirnya nanti.
Perjalanan iman sebagai anak-anak Tuhan tentu tidak selalu lancar. Ada kalanya kita mengalami masa sulit ataupun datar-datar saja. Dalam menghadapi kondisi itulah terkadang kepercayaan diri menjadi sebuah kebutuhan dan kebajikan pada saat yang bersamaan. Kepercayaan diri mengatasi masalah bukan berdasarkan pada harta, kepintaran, hikmat, bahkan kekuatan diri sendiri melainkan berdasarkan pada belas kasihan dan kuasa Kristus. Kepercayaan dan keyakinan akan Allah, timbul dari pengenalan mendalam akan Kristus dalam perjalanan iman kita. Kiranya mazmur hari ini mengingatkan kita untuk berfokus pada Kristus yang kita sembah ketika menghadapi masalah yang terjadi. Ia yang adalah setia dan adil, tidak akan meninggalkan anak-anak-Nya, yang terus menaruh pengharapan pada-Nya.
STUDI PRIBADI: Selama ini, apa yang menjadi sandaran kita ketika masalah menghadang di depan kita? Sudahkah Kristus menjadi sandaran utama dalam kehidupan kita?
Pokok Doa: Berdoalah kiranya anugerah Tuhan menolong kita untuk terus belajar bersandar pada Kristus dalam masa-masa pergumulan kita.