Menghitung Hari

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12)



Pembahasan: Mazmur 90:12 | Ayat Bacaan: Mazmur 90:1-17

Istilah YOLO (You Only Live Once, kamu hanya hidup sekali) pernah cukup fenomenal. YOLO mengingatkan kefanaan dan singkatnya hidup manusia. Sehingga mendorong orang berani mengambil risiko untuk keluar dari zona nyaman dan mengejar peluang yang berharga. Namun, YOLO ini juga sering disalahartikan sebagai pembenaran untuk hidup sembrono, tidak bertanggung jawab dan tidak bijaksana. Sehingga malah mendorong orang mengambil risiko yang tidak perlu, berbahaya, dan hedonis.

Mazmur 90:12 memiliki nuansa kesadaran yang sama, namun dengan dasar teologis dan filosofis yang kuat dan tepat. Pemazmur mengingatkan kita untuk menghitung hari-hari agar kita beroleh hati yang bijaksana. Secara sederhana, ayat ini mengajak setiap kita untuk hidup takut akan Allah dengan kesadaran bahwa hidup kita sangat terbatas dan fana.

Pemazmur mulai dengan pengakuan akan kekekalan dan kemahakuasaan Allah yang berdaulat penuh atas kehidupan dan kematian kita (ay. 1-4). Di hadapan Allah yang kekal, kita tidak mungkin dapat menyembunyikan dosa-dosa kita (ay. 8). Sebaliknya setiap kita akan binasa dalam geram dan murka Allah dalam penghakiman-Nya (ay. 7). Tidak banyak orang yang menyadari hal ini (ay. 11). Namun kesadaran akan kebenaran ini seharusnya mendorong kita untuk hidup secara bijaksana dan menjauhi hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah.

Mazmur 90 merupakan doa yang menekankan pentingnya kualitas hidup yang kita jalani daripada kuantitas waktu hidup yang kita miliki. Ayat 12 bukan sekadar permohonan untuk menghitung hari secara harfiah, tapi permohonan akan perspektif ilahi dalam menjalani kehidupan.

Zaman ini seringkali menjebak kita dalam kesibukan dan melupakan perspektif Allah dalam menjalani kehidupan. Mazmur 90:12 mengajak kita untuk merefleksikan isu-isu ini dan mencari hikmat dalam menjalani hidup yang terbatas namun dengan kualitas yang tak terbatas (ilahi). Ini adalah undangan untuk hidup dengan kesadaran penuh, menghargai setiap momen, dan terus bertumbuh dalam kebijaksanaan. Kalau hidup ini memang hanya satu kali, maka hiduplah dengan tepat, baik, dan bijak di hadapan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Berdasarkan Mazmur 90 ini, mengapa kita harus hidup dengan hati yang bijaksana?

Pokok Doa: Doakan jemaat Tuhan agar bisa hidup dengan bijaksana, takut akan Tuhan, menghargai setiap kesempatan untuk sungguh-sungguh melayani Tuhan dan sesama.

×

Mazmur 90 : 1-17

Allah, tempat perlindungan yang kekal

90:1-17
1 Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.

2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.

3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"

4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

5 Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh,

6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut.

8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.

9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.

10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

13 Kembalilah, ya TUHAN--berapa lama lagi? --dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

14 Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.

15 Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.

16 Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka.

17 Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

×

Mazmur 90 : 12

12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

×

Mazmur 90 : 1-4

1 Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.

2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.

3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"

4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

×

Mazmur 90 : 8

8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.

×

Mazmur 90 : 7

7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut.

×

Mazmur 90 : 11

11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

×

Mazmur 88 : 7-8

6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela

×

Mazmur 88 : 9a

8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,

×

Mazmur 88 : 9b

8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *