Kualifikasi Pemimpin

“Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu.” (Titus 1:5)



Pembahasan: Titus 1:5 Ayat Bacaan: Titus 1:1-11

Bill Gates, salah satu pendiri Microsoft pernah berkata, “Kepemimpinan yang buruk bisa merusak bahkan bisnis yang paling gemilang; kepemimpinan yang baik dapat mengatasi hampir semua kekurangan sementara.” Prinsip ini tidak hanya berlaku dalam dunia bisnis, melainkan juga dalam diri gereja. Namun jauh sebelumnya, Paulus dalam Titus 1:5-9 telah mengingatkan bahwa kepemimpinan yang berkualitas adalah faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan atau kegagalan suatu institusi atau organisasi, termasuk gereja Tuhan.

Dalam ayat 5, Paulus meninggalkan Titus di Kreta untuk mengatur yang masih kurang dan mengangkat para pemimpin yang berkualitas untuk menggembalakan jemaat Tuhan di Kreta. Di ayat 6-9, Paulus menuliskan tiga kualifikasi yang harus dipenuhi oleh seorang penatua/pengawas jemaat, yaitu: (1) Memiliki sifat dan karakter moral yang baik (ay. 6-8a). Tidak bercacat, tidak berlaku sewenang-wenang, tidak lekas marah, bukan peminum anggur, tidak pemarah, dan tidak serakah. (2). Memiliki kehidupan pernikahan dan keluarga yang baik. Suami dari satu istri dan mempunyai anak-anak yang percaya. (3). Memiliki pelayanan dan kerohanian yang baik (ay. 8b-9), seperti suka memberi tumpangan, mengasihi kebaikan, bijaksana, adil, saleh, dapat mengendalikan diri, berpegang pada firman dan mampu mengajar dan meyakinkan.

Kepemimpinan yang kuat dan saleh adalah kunci bagi pertumbuhan jemaat yang sehat dan berbuah. Para pemimpin jemaat harus memiliki teladan dalam hal integritas, karakter moral dan kerohanian. Namun kita sadar, tentu tidak mudah untuk memiliki pemimpin seperti yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, pembekalan dan pelatihan kepemimpinan secara berkala sangat penting untuk dilakukan. Noel M. Tichy berkata, “Pemimpin yang hebat tidak lahir, mereka diciptakan secara perlahan melalui pembelajaran diri, pendidikan, pembinaan, dan pengalaman mereka sendiri.” Maka, sebagai jemaat Tuhan, seberapa jauhkah kita bersedia dilatih dan dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang berkualitas untuk melayani gereja Tuhan? Dan sebagai pemimpin gereja, seberapa jauh kita bersedia bayar harga untuk terus bertumbuh menjadi pemimpin yang semakin berkualitas demi gereja Tuhan?

STUDI PRIBADI: Apakah saya sudah memenuhi standar moral dan rohani yang ditetapkan dalam ayat-ayat ini? Aspek apa dari kehidupan saya yang masih perlu diperbaiki agar layak menjadi teladan di tengah kehidupan keluarga dan jemaat Tuhan?

Pokok Doa: Doakan jemaat Tuhan dan para pemimpin gereja agar memiliki kerinduan yang dalam untuk bertumbuh menjadi seorang pemimpin jemaat yang berkualitas dan berteladan.

×

Titus 1 : 5-9

5 Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu,

6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu istri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.

7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang pengawas jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,

8 melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri

9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

×

Titus 1 : 5

5 Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu,

×

Titus 1 : 6-9

6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu istri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.

7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang pengawas jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,

8 melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri

9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

×

Titus 1 : 6-8a

6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu istri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.

7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang pengawas jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,

8a melainkan suka memberi tumpangan,

×

Titus 1 : 8b-9

8b suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri

9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *