Kota Yang Kudus

“Jadi keliling kota itu adalah delapan belas ribu hasta. Sejak hari itu nama kota itu ialah : TUHAN HADIR DI SITU.” (Yehezkiel 48:35)



Bacaan hari ini: Yehezkiel 48:30-35 | Bacaan setahun: Yehezkiel 48

Ketika ada kerinduan memindahkan Ibukota dari Jakarta menjadi IKN (Ibukota Nusantara) di Kalimantan Timur, maka yang terjadi adalah pemerintah merancangkan dan merencanakan pembangunan Ibukota Nusantara ini dengan cermat dan sangat teliti. Dengan harapan bahwa nantinya Ibukota Nusantara ini akan menjadi tempat yang akan menyatakan keberadaan negara Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Setelah memberikan gambaran tentang sungai-sungai yang memberi kehidupan bagi tanah itu, sekarang Yehezkiel membicarakan tentang kota yang kudus ini yang juga harus menjadi perhatian bagi umat Allah, pada waktu itu. Karena kota ini akan menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dari segala penjuru tempat untuk melakukan ibadah. Yang menarik pada bagian ini ialah, Yehezkiel tidak lagi menyebut kota yang kudus ini dengan sebutan Yerusalem atau disebut sebagai Tanah Kanaan. Di sini, Yehezkiel tidak lagi menyebutkan yang lama yang sudah berlalu, tetapi mengarahkan kepada kota Allah yang baru yang akan datang. Oleh sebab itu, nama yang dikenakan terhadap kota yang kudus itu adalah TUHAN HADIR DI SITU. Artinya adalah, wilayah itu dikhususkan oleh dan untuk Allah tetapi dapat diakses oleh siapa saja yang mau hadir di dalamnya. Kota yang kudus itu adalah gambaran lain dari Israel sebagai umat pilihan Allah, yang dipanggil untuk menjadi kesaksian bagi bangsa lain. Sehingga kemuliaan Allah juga dapat dinikmati dan dialami oleh bangsa-bangsa lain yang mau percaya serta hidup bagi Allah.

Kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan umat-Nya merupakan sebuah kesaksian yang hidup tentang bagaimana Allah memperbaharui kehidupan umat-Nya dari dosa dan kesalahan mereka, yang merusak relasi dirinya dengan Allah. Kemudian Allah memperbaharui relasi tersebut dan memberikan umat Allah pengharapan yang baru untuk menikmati akan kemuliaan Allah. Dengan demikian, keberadaan yang selalu diperbaharui oleh Allah merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan dalam kehidupan kita, umat-Nya, dalam mengikut Allah.

STUDI PRIBADI: Maukah kita mengakui segala dosa dan kesalahan kita kepada Allah? Apakah kita mau bertekad untuk menjadi saluran berkat yang Kudus bagi sesama kita?

Pokok Doa: Berdoa bagi setiap generasi zaman ini, supaya mereka bertekad untuk menjaga dan memelihara kekudusan hidup. Bagi umat Allah supaya mereka setia memelihara dan menjaga relasi yang baik dengan Allah.

×

Yehezkiel 43 : 10-12

10 Maka engkau, hai anak manusia, terangkanlah kepada kaum Israel tentang Bait Suci ini, agar mereka menjadi malu melihat kesalahan-kesalahan mereka, juga bagaimana Bait Suci itu kelihatan dan rancangannya.

11 Dan kalau mereka merasa malu melihat segala sesuatu yang dilakukan mereka, gambarlah Bait Suci itu, bagian-bagiannya, pintu-pintu keluar dan pintu-pintu masuknya dan seluruh bagannya; beritahukanlah kepada mereka segala peraturannya dan hukumnya dan tuliskanlah itu di hadapan mereka, agar mereka melakukan dengan setia segala hukumnya dan peraturannya.

12 Inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu: seluruh daerah yang di puncak gunung itu adalah maha kudus. Sungguh, inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu."

×

Yehezkiel 43 : 1-12

TUHAN kembali ke Bait Suci dalam kemuliaan

1 Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur.

2 Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.

3 Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah sujud.

4 Sedang kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur,

5 Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN.

6 Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu--orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku--

7 dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati;

8 juga tidak dengan meletakkan ambang pintu mereka dekat ambang pintu-Ku atau mendirikan tiang-tiang pintu mereka dekat tiang-tiang pintu-Ku, sehingga hanya dinding yang memisahkan Aku dari mereka. Mereka menajiskan nama-Ku yang kudus dengan perbuatan-perbuatan mereka yang keji, maka dari itu Aku menghabiskan mereka dalam amarah-Ku.

9 Sekarang, mereka akan menjauhkan ketidaksetiaan mereka dan mayat raja-raja mereka dari pada-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.

10 Maka engkau, hai anak manusia, terangkanlah kepada kaum Israel tentang Bait Suci ini, agar mereka menjadi malu melihat kesalahan-kesalahan mereka, juga bagaimana Bait Suci itu kelihatan dan rancangannya.

11 Dan kalau mereka merasa malu melihat segala sesuatu yang dilakukan mereka, gambarlah Bait Suci itu, bagian-bagiannya, pintu-pintu keluar dan pintu-pintu masuknya dan seluruh bagannya; beritahukanlah kepada mereka segala peraturannya dan hukumnya dan tuliskanlah itu di hadapan mereka, agar mereka melakukan dengan setia segala hukumnya dan peraturannya.

12 Inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu: seluruh daerah yang di puncak gunung itu adalah maha kudus. Sungguh, inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu."

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *