“Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mazmur 150:6)
Bacaan hari ini: Mazmur 150:1-6 | Bacaan setahun: Mazmur 150 – Amsal 1
Mazmur 150 : 1-6
Haleluya
1 Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!
2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
3 Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
4 Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
5 Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang!
6 Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Amsal 1
Tujuan Amsal ini
1 Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel,
2 untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna,
3 untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran,
4 untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda–
5 baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan–
6 untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak.
7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Nasihat dan peringatan
8 Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
9 sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.
10 Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut;
11 jikalau mereka berkata: “Marilah ikut kami, biarlah kita menghadang darah, biarlah kita mengintai orang yang tidak bersalah, dengan tidak semena-mena;
12 biarlah kita menelan mereka hidup-hidup seperti dunia orang mati, bulat-bulat, seperti mereka yang turun ke liang kubur;
13 kita akan mendapat pelbagai benda yang berharga, kita akan memenuhi rumah kita dengan barang rampasan;
14 buanglah undimu ke tengah-tengah kami, satu pundi-pundi bagi kita sekalian.”
15 Hai anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada jalan mereka,
16 karena kaki mereka lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk menumpahkan darah.
17 Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang bersayap,
18 padahal mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri.
19 Demikianlah pengalaman setiap orang yang loba akan keuntungan gelap, yang mengambil nyawa orang yang mempunyainya.
Nasihat hikmat
20 Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya,
21 di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya.
22 “Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan?
23 Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu.
24 Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku,
25 bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku,
26 maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu,
27 apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu.
28 Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku.
29 Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN,
30 tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku,
31 maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka.
32 Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya.
33 Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka.”
Pernahkah menyaksikan puncak perayaan sebuah acara? Biasanya, puncak acara akan ditampilkan semegah mungkin untuk menjadi ingat-ingatan. Puncak acara bukan diadakan sebagai perayaan dan juga untuk mengingat perjalanan setiap peserta, sehingga mereka bisa tiba di posisi. Puncak perayaan menjadi momen “seruan” bagi para peserta dan penonton untuk mengingat kembali perjalanan para peserta sekaligus merayakan perjalanan tersebut. Demikian pula peranan Mazmur 150 ini.
Mazmur ini merupakan penutup dari rangkaian hymn of descriptive praise yang dicatat dalam Mazmur 146-150, yang berisi ajakan dan alasan menaikkan puji-pujian bagi Tuhan. Mazmur 150 sendiri berperan sebagai doxology dan puncak panggilan untuk memuji Tuhan. Pemazmur mengajak umat Allah menaikkan puji-pujian kepada Tuhan di tempat kudus-Nya dan dalam cakrawala-Nya yang kuat (ay. 1). Ini bukan berarti umat Allah hanya bisa memuji Tuhan di Bait Suci. Pemazmur mengingatkan umat Allah untuk memuji Tuhan di mana pun mereka berada. Mengapa kita memuji Tuhan? Pemazmur menyatakan bahwa puji-pujian kepada Tuhan didasari atas kekaguman terhadap kebesaran karya Tuhan (ay. 2). Ketika kita mengingat kembali kebesaran dan karya Tuhan dalam hidup kita, sudah sepatutnya kita memuji Dia dalam kekaguman dan rasa syukur yang mendalam. Pemazmur mengajak umat Tuhan memuji Tuhan secara aktif dan ekspresif, yang digambarkan penggunaan alat-alat musik yang beragam (ay. 3-5). Mazmur ini berperan sebagai seruan akhir bagi umat Tuhan untuk menutup semua rangkaian Mazmur. Pemazmur mengingatkan seluruh umat Tuhan bahkan ciptaan (“segala yang bernafas) untuk memuji Tuhan.
Sebagai umat Tuhan, bukankah kita telah merasakan kebesaran karya Tuhan? Dalam keseharian kita, apakah kita senantiasa memuji Tuhan atas segala kebaikan-Nya? Atau “memuji Tuhan” hanya kita lakukan sebagai rutinitas di gereja? Naikkanlah puji-pujian secara aktif kepada Tuhan, yang telah menyatakan kebaikan dan kebesaran-Nya kepada kita. Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!
STUDI PRIBADI: Mengapa Pemazmur mengajak umat untuk memuji Tuhan? Apa kebesaran karya Tuhan yang Anda rasakan hari ini? Sudahkah Anda memuji Tuhan?
Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan menolong setiap kita untuk senantiasa menyadari kasih setia dan kebesaran-Nya. Berdoalah agar Tuhan menolong kita untuk senantiasa menaikkan puji-pujian kepada-Nya segala waktu.