“Biarlah orang benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih; tetapi janganlah minyak orang fasik menghiasi kepalaku! Sungguh aku terus berdoa menentang kejahatan-kejahatan mereka.” (Mazmur 141:5)
Bacaan hari ini: Mazmur 141:1-10 | Bacaan setahun: Mazmur 141
Mazmur 141 : 1-10
Doa dalam pencobaan
1 Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!
2 Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.
3 Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
4 Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.
5 Biarlah orang benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih; tetapi janganlah minyak orang fasik menghiasi kepalaku! Sungguh aku terus berdoa menentang kejahatan-kejahatan mereka.
6 Apabila mereka diserahkan kepada hakim-hakimnya, maka mereka akan mendengar, bahwa perkataan-perkataanku menyenangkan.
7 Seperti batu yang dibelah dan dihancurkan di tanah, demikianlah akan berhamburan tulang-tulang mereka di mulut dunia orang mati.
8 Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!
9 Lindungilah aku terhadap katupan jerat yang mereka pasang terhadap aku, dan dari perangkap orang-orang yang melakukan kejahatan.
10 Orang-orang fasik akan jatuh serentak ke dalam jala mereka, tetapi aku melangkah lalu.
“Diet always starts tomorrow!” Ya, itulah kalimat gurauan yang sering diucapkan oleh mereka yang berusaha memperbaiki pola hidupnya namun gagal melakukannya. Alih-alih mengonsumsi makanan bergizi, junk food terlihat lebih menarik; alih-alih berolahraga, bermalas-malasan dibarengi ngemil dan nonton Netflix jauh lebih menyenangkan. Sungguh bukan hal yang mudah untuk mengubah gaya hidup dalam waktu yang singkat.
Daud pun menyadari ketidakmampuannya untuk melawan kebiasaan buruknya seorang diri. Ia mohon pada Allah untuk “mengawasi” mulutnya, hatinya, dan tindakannya (ay. 3-7). Artinya, Daud memohon Allah untuk menjaganya dari dosa dan memampukannya hidup kudus dalam setiap aspek kehidupannya. Kekudusan inilah yang diinginkan oleh Daud dalam hidupnya. Bukan hanya itu, Daud juga menyadari bahwa pergaulan yang buruk merusak moralitas yang baik. Ia menyadari bahwa ia bukan hanya tidak lebih baik dari para pendosa lainnya, ia bahkan hidup tidak berbeda dengan mereka. Oleh sebab itu, hanya kasih karunia dan pertolongan Allah sajalah yang dapat menolongnya untuk menjauh dari hal buruk tersebut. Daud menyadari bahwa pergumulan melawan dosa dan kebiasaan buruk memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh sebab itu, kita perlu mewaspadai keinginan daging dalam diri kita dan juga dunia yang berusaha menormalkan dosa-dosa tertentu. Dunia mengajarkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dosa dipandang sebagai sesuatu yang lumrah sejauh banyak orang juga melakukan. Injil berkata lain. Max Lucado mengatakan bahwa Allah mengasihi kita apa adanya tetapi tidak pernah membiarkan kita seadanya. Allah akan memampukan dan mengubah kita serupa dengan Kristus.
Maukah kita terus mengupayakan yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna dalam kehidupan kita? Mari kita terus memohon pertolongan Kristus yang telah lebih dahulu menang atas dosa dan maut. Ia bukan hanya telah menang tetapi juga memampukan kita untuk melawan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam keseharian kita sekecil apapun.
STUDI PRIBADI: Kebiasaan buruk apakah yang selama ini gagal kita perbaiki? Siapakah yang menjadi kekuatan untuk melawan segala macam godaan dosa dalam hidup kita? Mengapa?
Pokok Doa: Berdoalah agar karya pengudusan Allah Roh Kudus dialami dan nyata dalam hidup umat Allah. Berdoa bagi kaum muda, mampu hidup dalam kekudusan, kebenaran dan kasih sehingga menjadi teladan bagi lainnya.