“Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” (Mazmur 84:11)
Bacaan hari ini: Mazmur 84:1-13 | Bacaan setahun: Mazmur 84
Mazmur 84 : 1-13
Rindu kepada kediaman Allah
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah. (84-2) Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!
2 (84-3) Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
3 (84-4) Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
4 (84-5) Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sela
5 (84-6) Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
6 (84-7) Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.
7 (84-8) Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
8 (84-9) Ya TUHAN, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga, ya Allah Yakub. Sela
9 (84-10) Lihatlah perisai kami, ya Allah, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!
10 (84-11) Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
11 (84-12) Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
12 (84-13) Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!
Mazmur 84 merupakan salah satu nyanyian ziarah. Berdasar catatan PL, setiap tahun umat Allah paling tidak 3 kali akan berangkat ke Yerusalem untuk ziarah (Ul. 12:5-7, 16:16; Maz. 42:4; Yes. 30:29). Ziarah artinya naik, naik ke bukit Zion untuk ibadah. Mazmur ini mengungkapkan perasaan para peziarah yang dipenuhi rasa syukur, kerinduan dan sukacita yang besar ketika bisa ziarah dan kembali berada di rumah Tuhan.
Pemazmur mengawalinya dengan kalimat “betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam” (ay. 1). Tempat kediaman Allah di sini bukanlah merujuk pada takhta Allah di sorga, melainkan Bait Allah di Yerusalem. Pemazmur sangat rindu bisa kembali beribadah dalam Bait Allah (ay. 2-3) karena untuk sementara waktu tidak bisa ke Bait Allah. Hal ini membuatnya sangat sedih, hancur jiwa. Ia merasa iri dengan burung pipit yang bersarang dan mendapatkan kediaman di sana. Ia juga merasakan betapa bahagianya para imam dan orang Lewi yang bisa diam di rumah Tuhan dan sepanjang waktu bisa memuji dan menyembah Tuhan (ay. 4). Akhirnya ia sadar setiap orang yang rindu untuk berziarah dan dikuatkan untuk menjalaninya, akan mengubah lembah kekelaman menjadi sukacita, serta akan mengalami berkat Allah yang berlimpah (ay. 6-8).
Pemazmur mohon belas kasihan Allah diberi kesempatan berziarah (ay. 8-9), sebab “lebih baik satu hari di pelataran Allah daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allah daripada diam di kemah-kemah orang fasik.” Pemazmur sadar, ada di rumah Allah adalah sama dengan berada dekat dengan Allah. Tuhan Allah adalah terang hidup dan perlindungannya, dan hanya Tuhan yang bisa memberikan kasih dan kemuliaan abadi, dan yang tidak pernah menahan kebaikan bagi orang-orang yang hidup tidak bercela dan mengandalkan Dia (ay. 11).
Saudara, ziarah adalah tanda dari sikap hidup orang percaya yang sungguh-sungguh rindu hidup dekat dengan Allah, mencari kehendak Allah dan mengandalkan Allah. Orang-orang yang demikianlah yang dikatakan pasti akan berbahagia (ay. 12).
STUDI PRIBADI: Selama masa pandemi covid-19, banyak anak Tuhan kehilangan gairah beribadah di gereja. Apa yang Anda pelajari dari Mazmur 84 ini berkenaan dengan hal ini?
Pokok Doa: Berdoalah untuk setiap diri kita dan jemaat Tuhan agar memiliki semangat dan kerinduan untuk kembali beribadah secara onsite di gereja selama dan pasca pandemi covid-19.