Yang Muda Yang Didengar

“Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: Aku masih muda… Oleh sebab itu aku berkata: Dengarkanlah aku, akupun akan mengemukakan pendapatku.” (Ayub 32:6, 10)



Bacaan hari ini: Ayub 32:1-22 | Bacaan tahunan: Ayub 31-32

Dalam bagian ini, Ayub harus menerima kenyataan bahwa hidupnya tidak seindah dulu. Kini hidupnya penuh penderitaan. Ayub merasa penderitaannya itu semakin bertambah berat dan tidak tertahankan, terlebih lagi saat Ayub merasa bahwa sikap Tuhan sudah berubah dengan merendahkannya (11a) dan tidak lagi peduli akan doa-doanya yang mohon pertolongan-Nya (20-23). Apalagi, orang-orang terbuang itu, yakni orang- orang bebal itu ikut-ikutan berupaya menghancurkannya (9-15). Jiwanya hancur dan hari-hari kesengsaraan mencekamnya (16-19). Bahkan orang-orang yang pernah ditolongnya dan pernah merasakan kasihnya, kini tidak peduli akan penderitaan yang dialaminya (24-27). Jemaah, yakni sebagai saudara-saudara seimannya juga bungkam terhadap keluhannya (28).

Demikianlah penderitaan Ayub, yakni penderitaan yang tidak terperi, terlebih ditambah dengan perasaan mengalami penolakan dari Tuhan dan penghinaan dari banyak orang terhadap dirinya, yang dia sendiri tidak paham apa salah dan dosa yang telah ia perbuat. Meskipun demikian, Ayub tetap menerima semuanya, walaupun ia merasakan jiwanya hancur dan ia telah menyerupai debu dan abu (16-18).

Penderitaan yang Ayub alami dan rasakan juga dialami oleh Kristus. Saat Ia harus menjalankan misi dari Allah Bapa-Nya untuk menjadi tebusan bagi dosa manusia. Ia yang benar dan tidak berdosa telah dipersalahkan dan dijadikan dosa (2 Korintus 5:21), sehingga Ia ditinggalkan oleh Allah Bapa-Nya (Matius 27:46). Meski demikian, Kristus tetap taat sampai mati. Demikianlah Kristus menderita demi menyelamatkan kita orang berdosa. Bagaimanakah perasaan kita jika oleh karena kesaksian hidup iman kita, Tuhan mengizinkan kita untuk mengalami berbagai-bagai penderitaan? Ya, betapa berat jika harus mengalaminya. Sungguh, kita tidak akan sanggup menanggungnya. Karena itu, marilah kita serahkan semuanya itu kepada Tuhan. Karena hanya Dialah yang sanggup menolong dan memampukan kita untuk menanggung dan melewati semuanya itu, sehingga kita dapat bertahan dan tetap teguh beriman kepada-Nya.

STUDI PRIBADI: Bagaimana perasaan kita ketika mengalami penolakan dan penderitaan karena kesaksian iman kita? Apa yang harus kita lalukan saat menghadapi penderitaan?

Pokok Doa: Berdoa agar setiap orang percaya, meskipun harus mengalami berbagai penderitaan oleh karena kesaksian imannya, mereka boleh beroleh kekuatan dalam melewatinya dan tetap teguh beriman kepada Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *