Bacaan hari ini: Yunus 1 | Bacaan setahun: Amsal 8, Yesaya 10-11
“Sahutnya kepada mereka: Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.” (Yunus 1:9)
Yunus 1
Yunus mengingkari panggilan Tuhan
Amsal 8
Wejangan hikmat
Yesaya 10
Murka Tuhan terhadap Efraim
Yesaya 11
Raja Damai yang akan datang
Dari Yunus pasal 1, kita melihat bahwa Allah Israel, Allah dalam PL adalah Esa, Allah yang kita sembah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang mengasihi kita, Allah yang sungguh berkuasa atas dunia ini. Ayat 1-2 menyatakan bahwa Allah mendengar (mengetahui) tentang segala kejadian di dunia, termasuk kebaikan maupun kejahatan yang ada. Sehingga juga menyatakan Allah adalah Allah yang penuh belas kasihan, karena Ia merindukan orang jahat bertobat dari kejahatannya dan memperoleh keselamatan dari Allah sendiri. Dia bukan Allah yang diam dan tidak melakukan apa-apa, atau tidak peduli tentang apa yang terjadi dalam dunia ini. Sehingga karena belas kasihan-Nya yang besar, Allah mengutus Yunus untuk memperingatkan orang Niniwe agar mereka bertobat.
Walau Yunus tidak taat dan hendak melarikan dari panggilan Tuhan, Tuhan dengan cara-Nya menarik kembali Yunus ke dalam panggilan-Nya, melalui peristiwa gelombang besar dan seekor ikan besar yang menelan dan memuntahkannya kembali. Melalui peristiwa Yunus, kita melihat bahwa Allah berkuasa atas alam semesta, atas segala makhluk, bahkan memiliki belas kasihan untuk semua manusia di dunia, agar mereka memperoleh keselamatan-Nya. Namun apakah Allah yang Mahakuasa ini dalam segala kehendak-Nya dapat ditaati oleh semua orang? Nyatanya tidak! Justru di dalam kitab Yunus dicatat bahwa yang sering melawan perintah Tuhan, dan yang tidak taat kepada kehendak Allah, adalah umat Tuhan sendiri, contohnya adalah nabi Yunus. Sejak awal Yunus sudah menunjukkan ketidak-taatannya, dia dengan sengaja menyimpang dari jalan Tuhan, walaupun Yunus sangat tahu akan kehendak Tuhan dan mengenal sifat pribadi Allah dengan sangat baik (ayat 9-12).
Pelajaran rohani bagi kita adalah janganlah kita bangga (sombong) karena pengetahuan teologi yang kita miliki, namun di sisi lain kita justru tidak melakukan kehendak Tuhan, termasuk dengan sengaja melanggar perintah Tuhan. Kisah tentang Yunus seharusnya dapat menjadi pelajaran penting, sekaligus peringatan bagi kita.
STUDI PRIBADI :
(1) Apakah perbuatan kita sudah sejalan dengan pengetahuan kita akan kebenaran yang telah kita pelajari ?
(2) Dalam hal apa kita harus terus bertekun?
Pokok Doa : Mintalah kepada Tuhan dan Roh Kudus-Nya supaya diberikan kepada kita anak-anak-Nya, roh yang penuh ketaatan di dalam menjalani kehidupan di tengah dunia ini, Amin.