Direndahkan Dan Dibuang

Bacaan hari ini: Yehezkiel 19 | Bacaan setahun: Mazmur 1-3, Ibrani 10

“Tetapi ia tercabut di dalam kemarahan dan dilemparkan ke bumi; angin timur membuatnya layu kering, buahnya disentakkan, cabang yang kuat menjadi layu kering; menghabiskannya.” (Yehezkiel 19:12)

 

Apabila di dalam pasal 17, Yehezkiel memakai perumpamaan tentang burung rajawali, maka di dalam pasal 19 ini ia memakai gambaran singa muda yang ganas dan pohon anggur. Di dalam ayat 1-2, Nabi Yehezkiel menggambarkan bangsa Yehuda laksana seekor singa betina yang melahirkan seekor singa jantan muda yang ganas. Singa pertama ini melambangkan raja Yoahas. Awalnya ia tampak perkasa namun akhirnya dikalahkan Firaun dan dibelenggu serta diasingkan di Mesir (ayat 3-4).

Kemudian tampillah seekor singa muda lain yang tidak kalah ganas. Singa ini melambangkan raja Yoyakim, saudara Yoahas. Raja Yoyakim ini kemudian dikalahkan oleh kerajaan Babel dan diasingkan di sana (ayat 5- 9). Keadaannya tidak jauh berbeda dengan singa pertama.

Dari gambaran seekor singa muda, nyanyian ratapan ini beralih ke gambaran tentang pohon anggur, yaitu Yehuda. Salah satu cabangnya tumbuh menguat dan ditumbuhi dedaunan. Cabang ini melambangkan raja Zedekia. Tetapi cabang itupun kemudian tercabut dan menjadi kering sampai api menghabiskannya (ayat 11-14). Dalam masa pemerintahan raja Zedekialah Yerusalem dihancurkan dan umat Allah dibuang ke Babel.

Nanyian ratapan ini menggambarkan kedaulatan Allah atas umat-Nya. Ia tidak segan-segan merendahkan dan membuang para pemimpin yang tidak tunduk dan taat kepada-Nya. Seandainya mereka tahu akan teguran Allah dan kemudian bertobat, niscaya segala kejadian yang mengerikan itu tidak akan terjadi.

Sayangnya, nyanyian ratapan ini diakhiri dengan kalimat: “Ini adalah ratapan dan sudah menjadi ratapan” (ayat 14). Itu berarti bahwa segala yang dituliskan nabi Yehezkiel tentang kehancuran para penguasa dan umat Allah telah terjadi dan tidak akan dapat diulang kembali.

Gambaran suram tentang umat Allah itu kiranya menjadi sebuah cara Allah mengingatkan kita sekarang ini. Bagaimana kita membangun hidup kita sebagai umat Allah di tengah-tengah dunia ini? Jangan pernah abaikan teguran dan nasihat Tuhan bagi kita.

STUDI PRIBADI : Siapakah yang dimaksud di dalam nubuatan ini? Mengapa harus dibuang dan direndahkan?

Pokok Doa : Berdoalah agar kita boleh tetap berada dalam tuntunun tangan Tuhan dan tetap berada di jalan yang benar, sehingga kita tidak sesat dan terhilang di dalam kegelapan dunia ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *